Wednesday, May 1, 2013

Reference : About Dove + Marketing

Unilever Indonesia(UI) sebagai produsen Dove meluncurkan champaign for real beauty (CRB) yang digelar berdasarkan hasil riset tentang makna real beauty. Lembaga Riset Internasional menjalankan riset yang dilakukan pada periode Juli-September 2005. Menggunakan lebih dari 2000 wanita di belahan benua Asia, termasuk Indonesia sebagai responden penelitian ini. Kuesioner yang dipakai dalam penelitian kerja sama Dove dengan Harvard University. Hasil risetnya terungkap, hanya 3% wanita Asia yang mengaku dirinya cantik, 1% wanita Indonesia yang berani menyatakan dirinya cantik. Hasil sigi tersebut, oada media Juli dikemas menjadi sebuah kampanye di media lini bawah dan atas. Empat versi iklan hasil kreatif Ogilvy dicetak pada flier, poster, billboard, dan media cetak. Peluncuran kampanye ini memiliki keuntungan tersendiri bagi Dove yang memiliki kategori sampo maupun sabun yang tergolong premium. Keuntungan dari kampanye tersebut guna memperkuat brand personality dari Dove. Sejak awal, brand personality Dove menampilkan honesty, simplicity, dan diversity. Melewati kampanye ini Dove menginginkan pengungkapan kejujuran secara terbuka tentang arti kecantikan dari mulut wanita Indonesia sekalipun hasilnya beragam yang terpenting dari target kampanye Dove tersebut adalah brand building image. Kampanye ini tidak memanfaatkan media tv maupun radio. Pengusungan pesan yang terkandung kali ini bukan tentang kelembaban maupun kesegaran namun tentang definisi cantik. Jika Dove ingin memiliki brand personality yang kuat , maka Dove harus lebih konsisten terhadap personality yang dimilikinya (Bundle, 2005:043)

Pentingnya marketing menurut Ducker : Marketing and Innovation are the two chief functions of business. You get paid for creating a customer, which is marketing. And you get paid for creating a new dimension of performance, which is innovation. Everything else is a cost center.

Jika Philip Kotler dikatakan sebagai Father of Marketing, maka Kotler dengan rendah hati menyebut Drucker sebagai Grandfather of Marketing. `I regard it as a compliment when some people call me the Father of Marketing. I tell them that if this the case, then Peter Drucker is the Grandfather of marketing`. (Bundle, 2005)

No comments: